Saat saya renungkan kata-kata tersebut memang sangatlah benar. Selama ini kebanyakan orang menikah itu rata-rata karena alasan cinta, cinta yang hanya melihat segalanya hanya dari sisi luar saja seperti fisik dan harta.
Saat pacaran banyak orang yang merasa nyaman dan cocok berada di samping pasangannya. Tapi setelah menikah semuanya menjadi sangat berubah. Sering cekcok karena tidak satu pemikiran, dan tak sedikit yang akhirnya bercerai.
Saya sering sekali melihat pertengkaran di dalam rumah tangga hanya gara-gara hal sepele. Saya juga pernah melihat istri durhaka yang sering memarahi, mengatur-ngatur dan menindas suaminya.
Dan banyak orang yang telah berumah-tangga curhat pada saya tentang ketidak-cocokan rumah tangganya. Padahal saya tak mengerti apa-apa dan tak tahu harus berbuat apa.
Mungkin mereka hanya ingin mengeluarkan kesedihan yang terpendam dalam hatinya yang tak bisa ditahan lagi. Sehingga saya pun banyak mendapat pelajaran dari kejadian mereka.
Kita yang biasanya melihat segala sesuatu hanya berdasarkan mata lahir sering tertipu.
Disaat pacaran semua orang ingin selalu tampil perfect, sehingga yang terlihat hanya yang baik-baiknya saja. Sedangkan kejelekannya disembunyikan serapat-rapatnya.
Dan setelah menikah semuanya sifat aslinya terbuka karena setiap waktu bertemu dan tak ada lagi ruang dan waktu untuk meneyembunyikannya.
Seseorang wanita yang secara lahir terlihat baik, lulusan pesantren, ahli pengajian, tampilan syar'i atau terlihat seperti rajin shalat belum tentu akhlaknya baik dan taat pada suaminya.
Dan orang yang penampilannya tidak syar'i, bukan pesantrenan dan ngaji jarang belum tentu jelek akhlaknya pada suaminya.
Laki-laki pun juga sama. Tampilan belum sepenuhnya bisa dijadikan jaminan bahwa dia itu baik saat disatukan dalam rumah tangga.
Ada sesuatu hal yang menarik bagi saya, kenapa orang tua jaman dulu menikah itu dijodohkan tapi hubungannya bisa langgeng sedangkan orang jaman sekarang mencari jodoh sendiri tapi banyak yang putus di tengah jalan.
Dan ternyata orang tua jaman dahulu bisa menyibak rahasia tentang ilmu kecocokan jodoh sebagai jalan ikhtiar menemukan jodoh terbaik.
Sehingga orang tua jaman dahulu menjodohkan seseorang tidak asal-asalan, bukan melihat fisik dan harta, tapi dari segi kecocokan batin pasangan yang akan dinikahkan.
Jika pasangan cocok, segala kekurangan yang ada pada diri masing-masing bisa saling melengkapi. Sedangkan jika tidak cocok, kekurangan pada diri mereka akan selalu menjadikan pertengkaran.
Sampai sekarang pun masih ada sebagian orang tua yang melestarikan budaya orang tua jaman dahulu, yang mana sebelum menikah suka ditanya dahulu hari lahir atau wedalannya.
Memang agak sedikit klenik dan tidak masuk akal. Tapi sebagian masyarakat mempercayainya sebagai bentuk ikhtiar dalam menentukan perjodohan.
Post a Comment