Jadi mau gak mau saya harus turun tangan sebelum kerja bantu bapak, melakukan pekerjaan rumah tangga dulu karena bapak sedang sibuk-sibuknya banyak pekerjaan dan adik-adikku di luar daerah.
Kesan pertama melakukan pekerjaan rumah tangga mulai dari saat pagi-pagi masak nasi dan lauknya, beres-beres rumah dan cuci piring ternyata sangat luar biasa capeknya. Sampai-sampai baru beres jam 11, dan itu pun belum termasuk cuci baju.
Habis selesai beres-beres baru bisa kerja bantu bapak.
Baru juga kerja sebentar, masuk waktu Dzuhur harus masak lagi lauknya untuk makan siang.
Wadah-wadah yang udah dicuci bersih saat pagi pun setelah makan siang numpuk lagi dengan wadah kotor.
Sore harinya harus masak-masak lagi dan ngangetin nasi karena keluarga kami gak suka makan nasi dari magic jar dan magic com.
Disini saya bisa sedikit merasakan ternyata menjadi seorang ibu rumah tangga itu sangat luar biasa.
Saya sebagai anak laki-laki saat melakukan pekerjaan seorang ibu, jika melakukan pekerjaan hanya bisa fokus pada satu pekerjaan.
Sedangkan seorang ibu bisa mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Itulah keistimewaan seorang ibu.
Banyak orang yang menganggap remeh pekerjaan menjadi ibu rumah tangga. Padahal pekerjaan mereka cukup berat dan melelahkan karena pekerjaannya tak ada henti-hentinya dari mulai bangun tidur di pagi hari sampai malam saat mau tidur.
Itu yang saya rasakan baru sekedar beres-beres rumah, masak dan nyuci piring saja. Belum lagi kalau cuci baju, ngurusin anak dll.
Betapa menjadi IRT itu sangat mulia. Mereka bekerja dengan ikhlas tanpa mengenal lelah hanya demi melayani dan menyenangkan keluarganya.
Sudah selayaknya mereka dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya.
Post a Comment